Thursday, August 11, 2011

Tukang Sate

Saban kali buka, menu utama yang tidak boleh terlewatkan adalah; es buah, teh manis, dan beberapa potong gorengan. Diet gorengan terpaksa terlupakan sejenak. Dengan santapan demikian dan dinikmati bersama dengan beberapa orang di kantor, rasanya dahaga dan rasa lapar mendadak menghilang.

Tapi, tunggu dulu, begitu malam beranjak, perut ternyata meminta jatah tambahan asupan nutrisi. Alam bawah sadar membisikan kata-kata lembut, "isilah dengan karbohidrat, agar nanti malam tidurmu nyenyak. Benar juga, yang masuk ke perut tadi baru pembunuh rasa dahaga, plus beberapa kerat gorengan. Sehingga perut masih terasa nanggung. Batinku menuntut tambahan asupan, tapi kaki malas bergerak keluar. Kalau sudah begini, biasanya kebutuhan perut bergantung pada penjaja makanan yang lewat di depan. Beruntung tidak beberapa lama ada tukang sate lewat.

Ternyata pembawan si tukang sate lumayan menyenangkan. Baru pertama diajak bertegur sapa dia sudah melontarkan lelucon, bahwa yang di bawa sate ayam dan sate kuda. Setelah di kejar mana sate kudanya, dia cuma nyengir. Tukang sate ini masih belia, mungkin baru berumur sekitar 20 tahunan.

Rupanya rasa laparku menular ke beberapa kawan. Sehingga si tukang sate diminta membuat tiga porsi dengan masing-masing porsinya berisi 10 tusuk sate dan 3 lontong. Saat ditanya berapa harga semuanya, dengan diplomastis si tukang sate menjawab, "ntar aja". Aku curiga, jangan-jangan dia kurang fasih berhitung. Lantas aku nyeletuk, " bawa kalkulator nggak?". Dia cuma nyengir kuda, walau gak bawa daging kuda.

Setelah kelewat lama menunggu, kami keluar untuk menyerahkan duit sambil memastikan satenya siap dihajar. Ah, rupanya dia memerlukan waktu kelewat lama bagi proses penyediaan menu makan malam kami. Padahal, kami hanya akan butuh waktu kurang lebih 10 menit untuk menghabiskan semuanya. Saat kembali ditanya berapa harganya, dia dengan mantap menyebut angka @ Rp. 13.000,p, jadi total semunya Rp. 39.000,-. Kami menyodorkan satu lembar limapuluh ribuan. Secepat itu pula tukang sate merogoh lacinya dan menyerakan uang dua puluh ribuan dan satu lembar seribuan, dengan yakin berkata, " jadi total semuanya tiga puluh sembilan ribu, ini kembaliannya dua puluh satu ribu."

Aha, bener dugaan awalku, dia kurang fasih berhitung. Lantas dengan nada berseloroh aku bertanya, " bener nih kembaliannya dua puluh satu ribu?". Eh, dia malah balik bertanya sambil sedikit mencibirku," emang mustinya berapa?".

Aku tertawa, bukanya sadar atas kekeliruannya, disangkanya aku sedang menjahilin dia. Dengan cepat dia mengabaikan omonganku dan fokus pada pembakaran sate. " Coba dihitung ulang lagi deh", selaku. Dia menatapku agak ragu-ragu. Lantas dia senyum agak kecut kemudian berubah menjadi sedikit bingung. " Coba dihitung, lima puluh ribu dikurangi tiga puluh sembilan, berapa?". Tanyaku lagi, kali ini dia masih juga dengan ekspresi kurang yakin menyebut angka, Rp. 21.000,-. Lantas aku bilang," Kalo tiga puluh sembilan ditambah seribu berapa?". Dengan mantap dia menjawa empat puluh ribu. "Nah, lima puluh dikurangi empat puluh berapa?" dengan gaya seolah mengajari anak kecil berhitung aku pandangi dia agak lama. Mendadak dia tertawa lepas, menyadari kekeliruannya.

" Baru mendapat pesanan tiga porsi secara bersamaan sudah salah hitung, bagaimana kalau mendapat pesanan dalam jumlah yang lebih banyak?" selorohku. Dengan jujur dia hanya menjawab," Gak tau bang, pusing". Lantas dengan bersungguh-sungguh aku nasihati agar si Tukang Sate ini membuat rumus penjualan yang memudahkannya dalam menghitung jumlah harga. Aku sarankan agar dia menawarkan kepada pembeli per porsnyai sepuluh ribu saja, dengan komposisi tujuh tusuk sate plus tiga buah lontong. Dengan satu porsinya sepuluh ribu, dia akan mudah membuat perkalian, karena tidak terdapat pecahan. Plus akan memudahkan juga saat membuat pengurangan.

"Bener juga, ya!" katanya sambil nyengir lagi. Bagaimana ini anak mau dapat untung kalau baru membuat perkalian dan pengurangan dalam jumlah tidak terlalu banyak saja sudah salah? Tapi, kalau dia pinter dalam perkalian, penjumlahan, dan pengurangan, jangan-jangan besok dia berhenti menjadi tukang sate dan melamar sebagai bendaharawan partai. Apalagi sekarang sedang muncul wacana pencalonan presiden untuk tahun 2014, plus munculnya beberapa partai baru yang konon katanya mengusung tokoh penuh integritas. Tapi, ya baru katanya sih.....

1 comment:

Anonymous said...

How to Play at Merger Casino - Deccasino
A Merger casino is a place where you can earn an exclusive deposit 카지노사이트 bonus 메리트 카지노 to a particular casino account. Learn more. 1xbet korean With a Merger Casino site,